Bagikan

Learning from the United Kingdom (UK): Indonesia's Journey towards Integrated Transportation, Infrastructure, and Accommodation

Author : Ikhtiar Anugrah Hidayat, Dattaka Agrya Bhaktiyoga . 20 February 2024

Learning from the United Kingdom (UK): Indonesia's Journey towards Integrated Transportation, Infrastructure, and Accommodation

Author : Ikhtiar Anugrah Hidayat, Dattaka Agrya Bhaktiyoga . 20 February 2024

Pada waktu 09:20 pagi, 18 Januari 2023 saya bertanya kepada salah seorang petugas stasiun, “Excuse me, I’m supposed to go to Victoria Station”. Petugas pun membalas, “Oh you took the wrong line, you can go to Euston Station and ask the officer there.”

Setelah salah memilih rute kereta commuter di London, saya mulai memperhatikan perbandingan antara sistem transportasi di Indonesia (lebih khusus di kawasan Jakarta dan sekitarnya) dengan di Inggris Raya atau United Kingdom (UK). Saat itu, pasca ujian dan presentasi proyek di Kota Portsmouth saya berencana untuk trip ke London. Ketika saya ingin kembali ke Portsmouth keesokan harinya mesti menggunakan tube (istilah untuk kereta commuter di London). Melalui bantuan Google Maps, saya berangkat dari Stasiun Whitechapel dengan harapan turun di Stasiun Victoria. Naasnya, selang beberapa waktu saya menyadari bahwa salah jalur kereta dari tujuan yang sebenarnya, saya pun bergegas ke luar dan meminta bantuan pada petugas stasiun.

Saya langsung membuka ponsel dan melihat arah menuju Stasiun Euston yang ternyata hanya berjarak 12 menit apabila ditempuh dengan berjalan kaki dari Stasiun Great Portland Street. Saya bergegas pergi karna hanya tersisa 45 menit sebelum jadwal kereta pulang saya. Setiba di sana, saya memastikan dengan penumpang lain, “Is this the train to Victoria Station?.” Setelah yakin, saya akhirnya sampai di Stasiun Victoria dengan kereta cepat.

Gambar 1 / Line Map London Underground Tube


Setelah berbicara dengan teman saya yang tinggal di London, saya menyadari bahwa saya telah memilih jalur yang salah, seharusnya saya menggunakan District Line, bukan Hammersmith Line. Dari pengalaman ini, saya menyadari bahwa sistem transportasi umum di London sangat terintegrasi. Saya dapat berpindah dari satu stasiun ke stasiun lain hanya dengan 12 menit berjalan kaki, atau bahkan lebih cepat jika berlari.
Pengalaman pribadi dari Dattaka Agrya Bhaktiyoga salah satu awardee pada program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) di University of Portsmouth, United Kingdom di atas menjadi trigger di mana “Transportasi, Infrastruktur, dan Akomodasi” yang terintegrasi menjadi sebuah tujuan yang baik bagi Indonesia.

Tahun 2024 ini, Indonesia juga terus menggenjot adopsi kendaraan listrik sebagai fokus pengembangan transportasi rendah karbon melalui penerbitan Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor 79 tahun 2023 tentang Perubahan atas PERPRES Nomor 55 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan. Untuk mendukung pengembangan tersebut dari segi infrastruktur, Indonesia juga telah menyediakan 439 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) hingga 15 Desember 2022. Infrastruktur tersebut tersebar di 328 lokasi ke seluruh wilayah di Indonesia, tidak hanya tersentral di Jakarta saja. Selain itu, masyarakat juga dapat menemukan stasiun pengisian terdekat melalui aplikasi. Dari sisi akomodasi, Indonesia juga telah memiliki program yang mencakup pengembangan konsep-konsep terkait akomodasi yang terintegrasi, seperti transit-oriented development (TOD) hingga pembangunan Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) di Tanah Abang dan Dukuh Atas yang menghubungkan antara stasiun LRT Jabodebek hingga ke Stasiun KRL Sudirman, Stasiun BNI City (KA Bandara), Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas, Halte Trans Jakarta Dukuh Atas 2 yang telah diresmikan pada akhir Bulan Agustus 2023 lalu.
 
Lebih lanjut, Pemerintah Indonesia membangun kerjasama dengan Pemerintah Inggris dalam program “Future Cities: UK - Indonesia Low Carbon Partnership” pada awal Juli 2022 yang menunjukkan komitmen bersama untuk mengembangkan solusi transportasi yang ramah lingkungan di Indonesia. Program ini bertujuan untuk mempromosikan teknologi dan praktik terbaik dalam transportasi rendah karbon serta memfasilitasi pertukaran pengetahuan antara kedua negara. Program ini bertujuan untuk mengintegrasikan transportasi, infrastruktur, dan akomodasi dalam upaya bersama untuk mengembangkan sistem transportasi perkotaan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Hal ini mencerminkan pengakuan bahwa solusi yang komprehensif dan terintegrasi diperlukan untuk mengatasi tantangan perubahan iklim dalam sektor transportasi.
 
Melalui kerjasama ini, implementasi solusi ini di berbagai kota di Indonesia dapat membantu mengurangi polusi udara dan dampak negatif lainnya, sekaligus meningkatkan kualitas hidup penduduk kota. Kerjasama ini juga dapat memberikan peluang dalam mengembangkan teknologi hijau dan infrastruktur berkelanjutan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya perubahan bagi masyarakatnya ke depan.
 
Untuk mendorong dan meningkatkan kesadaran dalam sebuah perubahan terkait pengurangan kendaraan pribadi dan beralih pada transportasi publik maupun listrik memerlukan pendekatan yang holistik. Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan melalui kampanye publik dengan materi edukasi yang menyoroti masalah-masalah lingkungan. Di mana pengembangan materi tersebut menekankan pada solusi alternatif yang ramah lingkungan. Kampanye ini dapat dilakukan melalui media sosial dengan gerakan yang lebih masif sebagaimana Let’s Go Zero Campaign atau Healthier Planet, Healthier People yang telah dilakukan di Inggris.
 
Langkah dari Indonesia yang dapat dilakukan lainnya ialah melalui investasi dalam infrastruktur transportasi publik yang lebih baik, termasuk program perluasan rute dan frekuensi layanan serta peningkatan kenyamanan dan keamanan pengguna. Sebagaimana dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 - 2024, menjadi bukti nyata bahwa Indonesia telah berkomitmen untuk mendukung pelaksanaan SDGs yang bertujuan pada kesejahteraan masyarakat. Untuk membangun infrastruktur dan konektivitas tersebut, tahun 2020-2024 salah satunya mengarah pada konektivitas jalan dengan pemenuhan kebutuhan pemeliharaan rutin jalan, kelengkapan, serta ketersediaan jalan yang mendukung pengembangan wilayah sebagaimana yang telah dibangun proyek Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) di beberapa titik di Jakarta.
 
Pembatasan akses kendaraan dengan pengenalan zona bebas emisi untuk mendorong penggunaan transportasi publik atau listrik juga diperlukan. Sebagaimana di beberapa daerah yang tersebar di beberapa kota di Inggris Raya, salah satunya di Kota Portsmouth yaitu di daerah sebelah Barat Daya. Beberapa tipe kendaraan yang tidak memenuhi standar Euro 6 emissions harus membayar £10-£50 (Rp200.000 - Rp1.000.000) setiap hari saat ingin memasuki daerah tersebut.  
 
Peningkatan kesadaran lainnya dapat dilakukan melalui eksibisi atau konferensi sebagaimana yang pernah dilakukan antara Indonesia dengan Inggris melalui gelaran The 9th Indonesia Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) pada tahun 2020 lalu. Di mana keduanya mempresentasikan program kerjasama yang bergerak dalam bidang energi terbarukan dan mendukung dalam Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia (MENTARI). Artinya, Indonesia telah melakukan beberapa upaya terkait peningkatan kesadaran ini, namun perlu lebih masif lagi ke depan agar bisa mencapai ke seluruh lapisan masyarakat seperti di Inggris.

Gambar 2 / Fitur serta Program pada Gojek dan Grab

Partisipasi masyarakat dalam menyesuaikan atau adaptasi terhadap perubahan penggunaan integrasi transportasi dan infrastruktur yang mendukung sebagaimana di Inggris juga memerlukan pendekatan ekonomi dan sosial, serta budaya. Berdasarkan pengalaman pribadi dari Ikhtiar Anugrah Hidayat selaku former worker pada salah satu startup transportasi online sekaligus pengguna, ketersediaan motor electric hingga program The Carbon Fund seperti dari Grab perlu digencarkan lebih lagi. Hal ini menjadi sebagai adopsi gaya hidup baru terhadap gerakan ramah lingkungan. Selain itu, inovasi dalam pembayaran serta aksesibilitas dengan sistem berbasis aplikasi seperti pada Gojek melalui fitur KRL Go Transit dan The Go Greener Tree Collective juga merupakan satu penyesuaian yang baik terhadap integrasi transportasi. Melalui fitur dan integrasi kebijakan ini, diharapkan dapat mempercepat penyesuaian masyarakat Indonesia terhadap perubahan menuju penggunaan integrasi transportasi dan infrastruktur yang mendukung sebagaimana yang telah dilakukan di Negara Inggris Raya.

Share this article :  
Katen Doe

Ikhtiar Anugrah Hidayat

Seorang professional muda yang memiliki minat mendalam dalam bidang manajemen rekod dan arsip serta ilmu informasi. Sebagai seorang spesialis Corporate Document Management di PT Hutama Karya Infrastruktur memiliki tekad yang besar dalam pengembangan strategi dan manajemen proyek.

Katen Doe

Dattaka Agrya Bhaktiyoga

Seorang mahasiswa tahun ketiga di Jurusan Teknik Listrik Industri Universitas Diponegoro, berhasil menjadi salah satu penerima IISMA (Indonesian International Student Mobility Awards) di University of Portsmouth, UK, pada tahun 2023. Dattaka memiliki fokus pada bidang kelistrikan dan energi.

Ada apa disamping kita?